Seorang teman yg beragama Katolik mengikuti retreat dalam rangka pengobatan selama 3 hari. Setelah kembali, dia menceritakan apa yang dia dapat selama di sana.

Yang paling menarik untuk disimak adalah ceritanya mengenai pembahasan mengenai luka batin, yang mana sebenarnya mungkin ada dan tidak ada hubungan dengan penyakit yang mereka alami sekarang ini.

Salah seorang peserta yang ikut tenyata adalah seorang guru sekolah dan dia membagi pengalamannya selama dia mengajar, dan mengatakan bahwa sebenarnya setiap manusia, dari sejak bayi, sudah membawa luka batin dalam dirinya (well, selain dosa Adam dan Hawa tentunya).

Saat ditanya, "koq bisa? dari bayi? contohnya apa?" jawabnya, seperti halnya saat masa hamil, ada pergulatan orangtua bayi itu, apakah bayi tersebut akan dilahirkan atau malah di-aborsi. Katanya secara psikologis, sebenarnya bayi sudah bisa merasakan apa yang dirasakan oleh orangtua-nya, dan saat dia lahir dia membawa luka batin bahwa sebenarnya dahulu saat hamil, sang bayi sempat tidak diinginkan oleh orang tuanya.

Contoh luka batin yang paling banyak adalah karena luka akibat kekerasan orangtua terhadap anak. Secara sadar dan tak sadar, anak yang semasa kecil sering dipukuli oleh orang tuanya, akan membawa luka batin itu sampai mereka tua, dan akan mengulangi hal yang sama terhadap anaknya nanti.

Lalu, bagaimana cara menyembuhkan luka batin tersebut? tidak ada metode yang tepat dan sama untuk setiap orang, namun satu hal yang pasti adalah langkah pertama penyembuhan adalah orang itu harus bisa memaafkan sepenuh hati. Tentu saja, melupakan adalah hal yang berbeda, kecuali orang itu amnesia, rasanya setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup seseorang akan menjadi sejarah dan akan sulit dilupakan karena sudah menjadi bagian dari diri orang itu.

Lalu, jika teringat hal itu, tentu saja rasa sakit dan luka batin itu akan timbul lagi bukan? ya, maka dari itu seorang suster menjawab, itulah gunanya retreat, saatnya bagi orang itu untuk me-re-charge kembali dan menghilangkan luka batin yang timbul tersebut.

Memang, luka batin sulit untuk disembuhkan, tapi rasanya bisa dipastikan, seiring berjalannya waktu, semakin kita berjalan menjauhi hal-hal yang mengingatkan kita akan luka batin itu, perlahan-lahan pasti kenangan itu akan pudar, dan tergantikan oleh kenangan-kenangan baru yang kita ciptakan di hari-hari depan.

Songsonglah hari baru dengan harapan baru, niscaya apa yang dilalui akan lebih berarti.

Pembelajaran yang baik dari sharing yang diberikan oleh seorang teman.

13 04 11